
Kelahiran seorang anak di dalam keluarga adalah sebuah amanah yang Tuhan berikan. Tugas orang tua cukup kompleks, mulai dari mengasuh, mengasihi, membesarkan serta memberikan pendidikan terbaik. Intinya adalah menjamin kehidupan anak dengan sebaik mungkin. Keluarga dan lingkungan hidup menjadi dua hal yang sudah pasti akan anak tiru. Seorang tokoh filsuf terdahulu bernama Imam al-Ghazali pernah mengatakan bahwa, “Anak adalah amanat di tangan kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah mutiara yang masih mentah, belum dipahat maupun dibentuk. Mutiara ini dapat dipahat dalam bentuk apapun, mudah condong kepada segala sesuatu. Apabila dibiasakan dan diajari dengan kebaikan, maka dia akan tumbuh dalam kebaikan itu…”. Tumbuh kembang anak sedari ia berusia 0 tahun dipengaruhi oleh bagaimana orang tuanya mengajarkan berbagai kebiasaan dalam hidup. Maka menjadi orang tua sangatlah butuh kehati-hatian dalam berucap, berperilaku, dan memberi contoh.
Usia dini adalah fase yang paling penting sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Orang sering menyebutnya dengan masa Golden Age. Setiap manusia memiliki default setting atau pembawaan alami. Menurut Alexander dan Sandahl dalam bukunya yang berjudul “The Danish Way of Parenting”. Tertulis bahwa pembawaan alami adalah tindakan dan reaksi yang kita lakukan, ketika kita terlalu lelah untuk memilih cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu. Kebanyakan pembawaan alami ini turun dari orang tua dalam proses pengasuhan. Oleh karena itu, sebagai orang tua, penting sekali untuk memahami dan mempelajari karakter yang sebaiknya anak Anda miliki. Dalam tulisan ini saya akan membagikan lima mantra ajaib yang patut ditanamkan kepada anak sejak usia dini, berikut penjabarannya:
“Terima Kasih” Sebagai Kata Pertama
Kata ini mengajarkan kepada anak agar mengharagai setiap bantuan, pemberian barang atau jasa, dan ketulusan orang lain. Apalagi anak-anak termasuk yang paling sering mendapatkan hadiah dari orang-orang sekitarnya, seperti oleh sanak saudara atau rekan-rekan para orang tua. Pembiasaan kata ini perlu terlontar dari kedua orang tua yang juga rutin mengucapkan terima kasih ketika melihat anak memberikan Anda sesuatu. Atau ketika mereka melakukan sebuah kebaikan, Anda juga bisa mengapresiasinya dengan ucapan terima kasih.
Membiasakan kata “Tolong” Kepada Anak
Mantra ajaib yang selanjutnya adalah “tolong”. Meski anak belum mengetahui makna kata tersebut, orang tua harus mampu menjelaskannya. Biasanya, ketika anak meminta sesuatu, ia akan menunjukkan sisi egoisnya dan melampiaskan emosinya dengan menangis. Misalnya saja, ketika menginginkan sebuah mainan ia akan memberikan reaksi dengan menangis ketika orang tuanya tidak menurutinya. Untuk mengubah kondisi tersebut, perlu pembiasaan kata “tolong”. Agar mereka mengerti bahwa dalam mendapatkan apa yang seseorang inginkan, ada yang namanya proses. Dengan membiasakan kata tersebut, anak akan memiliki rasa sopan dan kerendahan hati ketika menginginkan sesuatu. Bahkan bisa jadi ia akan memahami kenapa akhirnya orang tuanya tidak memberikan apa yang ia minta.
Memberikan Pemahaman Pentingnya Kata “Maaf”
Mantra ajaib ketiga adalah “maaf”. Meski anak-anak belum memahami apa arti kata “maaf”, orang tua perlu mengajarkan kata ini. Mulailah dengan membiasakan diri ketika Anda sebagai orang tua melakukan kesalahan kepada anak, lalu jangan ragu untuk meminta maaf sekaligus menjelaskan apa makna dari kata “maaf” tersebut. Sehingga ketika anak melakukan kesalahan kepada Anda atau orang lain, ia bisa menirunya. Akan lebih mudah bagi Anda untuk memberi contoh langsung daripada hanya sekadar memberi tahu melalui ucapan. Jika kata maaf sudah biasa terucap, anak akan memiliki kerendahan hati dan terlatih untuk bersabar, yang mana belum tentu anak lain memilikinya.
Budayakan Salam dan Sapa kepada Anak
Dalam budaya Indonesia, salam dan sapa menjadi hal yang tidak asing lagi. Keramahan budaya yang ada membuat salam dan sapa menjadi hal yang familiar. Bahkan hampir setiap suku memiliki cara yang berbeda dalam memberikan salam dan sapaan kepada orang yang lebih tua atau lebih muda. Maka hal ini menjadi penting untuk anak ketahui sejak dini, karena dengan begitu anak akan memiliki sikap sopan santun yang mendarah daging dalam diri sejak kecil.
Mengajarkan Kata “Permisi” dan “Silakan”
Mantra yang terakhir adalah kata “permisi” dan “silakan”. Dua kata tersebut penting karena akan membuat anak-anak menjadi orang yang lebih bisa menghargai keberadaan orang lain. Selain itu sekaligus akan melatih mereka untuk tidak bertindak seenaknya dan semaunya.
Lima mantra tersebut merupakan sedikit dari sekian banyak hal yang patut diajarkan orang tua kepada anak. Karena anak adalah peniru yang ulung maka perilaku dan ucapan orang tua baik secara langsung ataupun tidak langsung akan menjadi memori dalam otak anak. Dalam ilmu NLP (Neuro Lingustic Programming) terdapat penjelasan bahwa manusia memiliki mekanisme stimulus respon atau yang biasa disebut sebagai Human Model of The World. Human Model of The World menjelaskan bahwa setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam memaknai apa yang mereka terima melalui panca indra. Input yang masuk (stimulus) berupa panca indra dalam diri manusia yaitu visual, auditory, kinesthetic, olfactory, dan gustatory yang kemudian akan melalui proses pada berbagai filter baik itu pengalaman, kepercayaan, dll yang selanjutnya akan dimaknai dan diterjemahkan dalam perilaku, sikap, maupun perkataan (respons).
Maka menjadi penting untuk orang tua setidaknya mengajarkan lima mantra yang telah saya sebutkan di atas. Dengan begitu ketika anak tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa, ia akan memiliki mekanisme stimulus respon yang baik terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya.
Kuncoro Leadership Training and Consulting menyediakan pelatihan Great Parenting untuk Anda para orang tua dan calon orang tua hebat. Nantikan informasi pelatihan terdekat kami melalui website ini. Dapatkan segera buku terbaru kami “24 Kualitas yang Wajib Dimiliki Orang Tua Hebat”.
Kontributor: Nurani Jayanti