4 Tahapan Pembelajaran yang Perlu Anda Sadari & Pahami

Menikmati proses belajar

Pembelajaran adalah proses yang dilakukan manusia sepanjang hayatnya. Agar belajar tidak asal ikut-ikutan, asal tahu, ataupun asal dengar, maka kita perlu tahu pemahaman khusus mengenai tahapan dalam belajar. Utamanya dalam dunia pendidikan serta learning & development, seorang guru, dosen, trainer dan fasilitator perlu menyesuaikan materi pengajaran dengan tahap pembelajaran manusia. Tidak sedikit orang yang masih kurang memperhatikan akan hal ini, sehingga pengetahuan yang disampaikan oleh seorang fasilitator bisa menyebabkan seorang pembelajar kurang memahaminya. Hal tersebut dapat menyebabkan proses pembelajaran jadi kurang efektif untuk membantu seseorang bertumbuh kembang.

Lebih jauh lagi, para pembelajar bisa kehilangan motivasi untuk mempelajari suatu keilmuan atau keterampilan baru. Itu semua karena ia tidak memahami akan apa yang disampaikan, dan tidak memahami mengapa ia harus mempelajari keilmuan tersebut. Mungkin Anda juga pernah mengalaminya, ketika sedang belajar sesuatu, namun tidak terpikir “untuk apa saya mempelajari ini sebenarnya?” atau “seberapa jauh saya membutuhkan ilmu ini?”. Ya, itu terjadi karena terkadang kita belajar atas dasar keterpaksaan oleh lingkungan. Hanya sebagai syarat semata. Ketika seseorang merasa tidak tahu alasan untuk belajar, ia bisa jadi meremehkan pembelajaran tersebut dan bersikap acuh terhadap ilmu.  

Pentingnya Memahami Proses Pembelajaran

Selain dari penjelasan di atas, tujuan dari mengetahui proses pembelajaran itu adalah untuk mengubah suatu individu sesuai dengan yang individu tersebut harapkan. Perubahan dalam hal ini terdiri dari tiga aspek yaitu attitude, skill dan knowledge. Sederhananya tujuan dari proses pembelajaran adalah merubah suatu individu dari tidak tahu menjadi tahu, baik dalam keadaan sadar atau tidak sadar. Sebuah proses pembelajaran yang serius, idealnya didesain dengan sungguh-sungguh oleh fasilitator, dengan menyesuaikan waktu, kondisi, dan momen terbaik untuk belajar. Setiap fasilitator memerlukan perjalanan panjang dalam mempelajari ilmu untuk mendidik dirinya sendiri. Hingga ia mampu menyajikan materi yang menarik dan mudah dipahami oleh pesertanya. Dalam hal ini, para ahli telah mengelompokkan empat tahapan belajar:

Unconscious Incompetence

Tahap dimana seseorang tidak sadar bahwa ia tidak tahu akan sesuatu. Artinya orang seperti ini memiliki keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Biasanya mereka lebih cenderung berani mengambil resiko karena yang penting mereka melakukannya tanpa mereka sadari. Dalam hal ini, individu tersebut belum menerima kebutuhan dan kegunaan dari suatu keahlian. Biasanya dalam tahap ini, seorang individu baru akan belajar ketika berada pada situasi yang menekan atau memaksa dirinya untuk bisa memahami suatu keilmuan baru. Pada tahap ini pula, waktu yang dibutuhkan seorang individu untuk belajar tergantung pada kuat atau tidaknya rangsangan untuk belajar.

Contoh sederhananya: Rani adalah seorang pengusaha kaya raya yang selalu bekerja setiap harinya dengan diantar oleh supir pribadi. Rani tidak bisa mengendarai mobil, karena ia merasa tidak punya banyak waktu untuk belajar. Sehingga Rani selalu merasa aman dan nyaman selama ada supir pribadinya. Namun, suatu hari, di tengah perjalanan menuju lokasi pembangunan bisnis baru Rani di tengah desa, mendadak sang supir mengalami sakit. Hingga menyebabkan sang supir tidak mampu lanjut mengendarai mobil, sementara mereka tengah berada di jalan yang sepi. Rani pun ikut panik, lalu ia berpikir “Andai saja saya bisa mengendarai mobil ini”. Karena momen itulah, akhirnya Rani sadar bahwa ia perlu belajar mengendarai mobil. Sebelum momen sang supir sakit, Rani masih berada di dalam tahap Unconscious Incompetence.

Conscious Incompetence

Pada tahap ini, seorang individu sudah menyadari bahwa ia belum memiliki suatu kompetensi tertentu, tidak tahu, dan belum mengerti bagaimana caranya memiliki kompetensi tersebut. Orang seperti ini sudah jauh lebih mudah untuk belajar, dan berusaha untuk menutupi kekurangannya. Tentunya karena ia memiliki kesadaran penuh bahwa ia membutuhkan ilmu dan kemampuan tertentu yang belum ia miliki. Keinginantahuannya akan suatu ilmu sangat tinggi, dengan demikian mereka tidak ragu untuk bertanya, mencoba, salah, bahkan gagal. Dalam proses pembelajaran tahap ini, pastinya akan ada kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan yang akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

Contoh sederananya: Rani yang pada akhirnya sadar bahwa ia membutuhkan keahlian mengendarai mobil, memutuskan untuk menyisihkan waktu sibuknya selama satu jam setiap harinya untuk mengikuti kursus menyetir mobil. Dalam proses kursus tersebut, Rani berkali-kali melakukan kesalahan, terkadang ia lupa dengan posisi pedal mobil, bahkan ia pernah lupa menyalakan lampu sen ketika akan berbelok, sehingga ia menabrak seorang pengendara motor secara tidak sengaja. Rani sempat panik dan khawatir, namun dari kejadian tersebut justru ia menjadi lebih sadar dan teliti daripada sebelumnya.

Conscious Competence

Pada tahap ini, seorang individu telah memahami bagaimana caranya melakukan sesuatu. Perlahan seseorang tersebut mulai terbiasa dengan ilmu barunya. Hanya saja ia masih memerlukan konsentrasi penuh untuk fokus melakukan segalanya dengan benar. Ia belum mampu melakukan keahlian baru ini dengan cepat, ia masih perlu melihat urutan prosedur dengan hati-hati agar tidak melakukan kesalahan.

Contoh sederhananya: Setelah dua minggu berturut-turut berlatih mengendarai mobil, Rani kini sudah berani mengendarai mobilnya sendiri menuju kantor yang hanya memakan waktu 30 menit dari rumahnya. Rani sudah paham dengan posisi pedal, gigi, dan segala macam atribut yang penting dalam mobil. Hanya saja, ia masih terus berpikir dan kaku dalam mengganti posisi gigi, bahkan untuk melihat kaca spion. Pikiran sadarnya masih terus mengatur apa yang harus dilakukannya dalam berkendara.

Unconscious Competence

Inilah tahap terakhir, ketika seseorang sudah menggunakan pikiran bawah sadarnya untuk melakukan sesuatu. Tahap pembelajaran ini adalah milik para master yang sudah menjadi expert pada bidangnya masing-masing, yang terbukti dengan banyaknya jam terbang yang telah mereka tempuh. Ilmu dan keterampilan yang dimiliki seseorang pada tahap ini telah menjadi kebiasaan sehari-hari, sehingga dapat dilakukannya dengan mudah karena telah terprogram otomatis di dalam pikiran bawah sadarnya (unsconcious mind). 

Contoh sederhananya: Setelah enam bulan rutin mengendarai mobil sendiri, Rani kini telah mampu mengendarai mobil sembari mendengarkan musik, berbincang hingga tertawa-tawa, bahkan sembari makan dan minum. Ia memainkan pedal dan gigi mobil secara otomatis, tanpa harus berpikir keras dan merasa khawatir lagi.

Agar Anda Mengenali Tahapan Proses Pembelajaran

Demikianlah penjelasan empat tahapan pembelajaran yang perlu Anda sadari dan pahami, agar mempermudah Anda untuk menguasai suatu keilmuan pada proses pembelajaran. Dengan kata lain, dari unconscious incompetence hingga unconscious competence dalam mempelajari suatu keterampilan, semakin lama seorang individu berada dalam satu tahapan, maka kecenderungan untuk gagal akan semakin besar. Sebaliknya, semakin cepat seseorang melewati satu tahapan menuju tahapan berikutnya, maka kemungkinan sukses akan semakin tinggi. Individu yang berhasil melewati setiap tingkatan tahapan pembelajaran dengan waktu yang seimbang, secara tidak langsung ia telah membuktikan bahwa ia serius untuk cepat menguasai suatu keilmuan tersebut, motivasinya besar, dan ia adalah pembelajar sejati.

**Baca artikel kami lainnya mengenai “Belajar Sepanjang Hayat, Siapkah Anda? Ikutilah 3 Langkah Ini

Dalam ilmu Neuro Linguistic Programming (NLP), Level of Learning manusia terdiri dari lima tahapan. Selain dari empat tahapan yang telah dijelaskan di atas, tahap kelima adalah World Mastery. Dimana seseorang telah mampu memanfaatkan kemampuan untuk dua hal yaitu, karya dan uang.  Artinya, dengan kemampuan yang dimiliki, seseorang mampu secara produktif menghasilkan karya nyata, sekaligus mendapatkan pemasukan finansial dari karya tersebut (money follow people). Kuncoro Leardeship Training & Consulting menyediakan berbagai pelatihan dalam ruang lingkup learning & development dengan mengaplikasikan tahap pembelajaran manusia secara tepat guna. Ikuti informasi kegiatan kami melalui media sosial instagram @kuncoroleadership, dan selamat belajar!

Scroll to Top